Kamis, 26 April 2012


masih yambung yang kemarenan..

Proposal setebal 76 halaman tersebut langsung ditolak mentah – mentah sebelum halaman itu dibaca apalagi diteliti dan dipertimbangkan untuk diterapkan, bahkan Audi mendapat cibiran dari ketua jurusan, dekan serta pembantu Rektor 1 atas idenya tersebut. Selama kurang lebih dua bulan Audi mendapat hujatan dan kritikan dari para dosen dan staff pengajar baik diruang kelas dan forum-forum diskusi seperti seminar dan lain sebagainya.
Penelitian yang dilakukan Audi dianggap sebagai suatu kepongahan yang amat sangat, karena penelitiannya tersebut bak mengajari ikan hiu yang merajai samudra Fasifik berenang, seorang anak perempuan yang baru menginjak semester 3 berasal dari keluarga tidak jelas dan lingkungan kampung yang menyusuri gang senggol di salah satu perkampungan terpadat di Dago yang tepatnya di jl.Bangbayang bandung. Padahal semua dosen dan staff pengajar bahkan ada beberapa mahasiswa program magister dan doctoral yang ikut-ikutan mengomentari penelitian Audi,  hanya sekedar membaca judulnya saja, bahkan beberapa ada yang belum tahu apa judul penelitiannya tersebut apalagi menegenal mahasiswi yang  bernama Audi Wijayanti dengan NIM MB0708204 ini.
Hingga saatnya tiba kompetisi yang dihadiri oleh wakil Mentri Pendidikan dan beberapa Rektor dari universitas – universitas terkemuka baik negeri maupun swasta. Diantara hadirin yang hadir diruangan ada beberapa dosen dari Universitas Widyabangsa Utama juga dan kesemuanya adalah yang mencibir dan merendahakan penelitian yang dilakukan Audi, mereka hadir karena yang menjadi Juri Utama pada kompetisi bergengsi ini adalah Rektor Universitas Widyabangsa Bangsa yaitu Prof.Dr.Ing. Dedi Utomo , Msc begitulah moderator sewaktu menyebutkan kurikulum vitae sang Juri Utama dengan embel – embel mengapa beliau dijadikan sebagai juri utama, yaitu tidak lain dan tidak bukan karena beliau berhasil membesarkan Univesitas yang di asuhnya ini, menjadi salah satu Universitas berpengaruh di Indonesia bahkan nama Universitas ini sudah menggaung di Asia, itu karena beliau sudah merevolusi kebijakan sistem manajerial dan tata kelola kampus yang hampir saja ditutup dikarenakan kualitas lulusannya tidak bisa bersaing di dunia kerja dan industri.
Para peserta lomba yang terpilih untuk bersaing di babak grand final ini adalah para peneliti yang jumlahnya lima orang. Mereka adalah peserta yang mampu melewati empat tahap uji kelayakan dari total 1024 mahasiswa/i seluruh Indonesia, dan Audi adalah satu-satunya dengan gender mahasiswi dan satu-satunya mahasiswi diantara 4 mahasiswa yang termasuk dalam lima besar peserta yang lolos, dan berhak maju kebabak grand final untuk memperebutkan hadiah utama, berupa beasiswa ke negerinya paman Sam untuk belajar ilmu manajemen di salah satu Universitas terbesar disana, yang berasal dari universitas swasta.

Senin, 23 April 2012


Sambungan yang kemaren

Di awal semester Audi meraih nilai sempurna dan hal tersebut berlanjut hingga semester 4. Tapi menginjak semester 5 hal mengejutkan terjadi saat Audi menerima Kartu Hasil Studi (KHS), dominasi huruf mutu E menghiasi selembar kertas yang disebut KHS dan tentu saja mengagetkan semua teman satu angkatannya di jurusan tersebut. Bahkan ada teman yang selalu menganggap Audi sebagai saingan terberatnya dalam urusan prestasi dan tentu saja penampilan fisik, yang mempertanyakan nilai-nilai yang diperoleh Audi hingga menukik turun bahkan terjun meluncur bak kapal jet kehilangan kendali.
Audi yang sehari-harinya selalu membuat individu-individu intelektual di lingkungan kampus betah berada di dekatnya, selain karena kencatikan fisiknya yang Alami Audi dikenal sebagai wanita yang punya karakter berkualitas tinggi. Penilaian akan dirinya bisa dilihat dari setiap obrolan kesehariannya yang ringan akan tetapi bobotnya luar biasa.
Teman Audi tidak hanya di Jurusan Manajemen Bisnis saja tetapi banyak mahasiswa/i dari jurusan lain yang sangat ingin menjadi teman dari seorang sosok wanita berambut panjang lurus dan di anugrahi komposisi tubuh ideal yang dilengkapi paras cantik plus bakat dan kecerdasan luar biasa. Hal lain yang menjadi alasan mengapa mahasiswa/i lain dengan rela menanggalkan rasa gengsinya untuk ikut bergabung menjadi teman atau sahabatnya, bahkan ada yang bangga menyebut dirinya sebagai saudara Audi padahal secara garis keturunan tidak ada hubungan sama sekali, sebab kekurang beruntungan nasibnya yang lain ibu beda bapak dengan Audi, yaitu Audi tidaklah merasa lebih superior diantara teman – teman lainnya, pesaingnya dan bahkan mahasiswa/i yang mengharamkan untuk hanya sekedar terlintas nama “ Audi Wijayanti” di pikirannya, karena satu penyakit tiga huruf yang biasa kita kenal dengan ..
“iri”,
 ialah Audi tidak berniat atau menyengaja membentuk genk, alih – alih Audi selalu menyemangati teman, sahabat atau yang ngaku-ngaku saudaranya  untuk tidak sekedar kagum pada seseorang tapi jadilah orang yang lebih hebat dari orang yang dikaguminya.
Prestasi akademik seorang Audi Wijayanti di Universitas Widyabangsa Utama dimulai dengan menjuarai kompetisi penelitian dengan tema “Revolusi Manajemen dan Tata kelola intitusi pendidikan” antar kampus, yang hingga sekarang metode dan formulasi yang di temukan oleh Audi di terapkan oleh salah satu Universitas Negeri terkemuka dan terbesar di Indonesia dan cukup punya nama di Asia dan dunia internasional. Ironi memang, karena ide penelitian tersebut awalnya  di formulasikan untuk kampusnya sendiri dan sudah pernah diajukan kepada pihak akademik sebelum penelitiannya tersebut di ikutsertakan di kejuaran tersebut.