Selasa, 14 Mei 2013


Tanggal 1 Mei 2013, Hari Penentuan…

          Hari ini buat para pekerja keras adalah hari penentuan, saatnya menentukan sikap melawankah atau bersetuju dengan beribu syarat pada kebijakan pemerintah yang seringkali dikeluarkan dengan tidak bijaksana. Bagaimana tidak disebut – kebijakan yang tidak bijaksana – karena bertepatan dengan hari dimana semua buruh menggaungkan satu suara yang sama yaitu perbaikan disegala lini kehidupan, pada waktu yang sama pula pemerintah dianggap tidak mempunyai sikap dan nyali hanya untuk memutuskan, apakah BBM (bahan bakar minyak) naik atau tidak?, menentukan apakah BBM dijual dengan dua harga untuk dikonsumsi oleh manusia, yang disebut RAKYAT yang statusnya MERDEKA.

            Diiringi hujan lebat, para pejuang hidup ini menyerukan tuntutan yang bernilai logis dan sangat sederhana, namun sangat kompleks untuk disetujui dan wujudkan oleh para petinggi negeri pemangku kekuasaan. Padahal tuntutan mereka hanya ingin bisa memenuhi isi perutnya yang kadang tidak terisi dengan normal, karena sekarang ini mereka tinggal ditempat yang kadang tak terlihat layak, dan selalu saja isak yang membarengi tangis, saat orang terkasihnya sakit dan terlanjur mati sia-sia, hanya karena tidak diperkenankan untuk mencicipi standard perawatan rumah sakit sebagaimana mestinya.

            Padahal kalau direnungkan tuntutan mereka adalah hal yang terlupakan oleh para penentu kebijakan, yang hidup dari hasil kerja keras ribuan manusia dengan alias yang sangat terkenal, yaitu manusia yang disebut “buruh”. Para anggota yang senyumnya selalu menghiasi layar kaca tanpa rasa berdosa ini, tidak tahu rasanya mengencangkan ikat pinggang untuk menyiasati rasa lapar yang melilit perut, para orang terhormat yang sikapnya sangat hina ini, tidak pernah merasakan bagaimana keringatnya menetes karena kepanasan dirumah kontrakan sempit, yang isinya bisa 9-10 orang, mereka juga gak tahu bagaimana sulitnya mengurusi birokrasi dirumah sakit yang tidak karuan, dan kita gak pernah tahu apakah para dokternya melakukan “mal Praktik”?? atau kah bodoh??, yang dikarenakan lulus dari universitasnya juga dengan cara suap, kalau mereka…!!!?? sakit flu ringan saja, langsung terbang ke Singapura untuk mendapatkan perawatan mewah terbaik di tempat terbaik pula.

            May Day yang awalnya dilakukan oleh orang-orang Amerika Serikat pada tahun 1860 untuk menyuarakan tuntutan pengurangan jam kerja, yang hingga saat ini diadopsi oleh seluruh Negara-negara yang berada dibelahan dunia dimana pun. “SELAMAT HARI BURUH” kawan, semoga tuntutanmu bisa dipenuhi oleh pemerintah, yang walaupun “iya” harus dengan jutaan syarat, yang ujung-ujungnya masih saja memberatkan kalian, tapi dengan sangat terpaksa harus kalian setujui juga, hanya untuk istilah yang mengatas namakan “demi kebaikan kita semua”.

             Hhhmmm…tepat jam 18.00 adzan Magrib berkumandang, kulangkahkan kaki ini untuk mengambil air wudlu dan menyegerakan diriku ke mushola yang hanya berjarak 10 langkah orang dewasa dari rumahku. Disana sudah berkumpul orang-orang yang biasa menunaikan shalat berjama’ah, mulai dari para sesepuh kampung, para pemuda yang masih punya kesadaran religi hingga anak-anak yang berada disana untuk belajar shalat, ataukah takut dimarahi Bapaknya yang sedang asyik dengan smartphone, tapi sangat lantang menyuruh anaknya untuk segera shalat ke mushola, sementara dia sibuk dengan gadgetnya, ataukah perintah si ibu yang berteriak hingga tetangga kiri-kanannya mendengar suara sengaunya, yang menyebut-nyebut nama anaknya dengan lengkap, untuk sesegera mungkin menunaikan ibadah wajibnya tersebut, sementara si ibu masih sangat konsentrasi dan tak mau beranjak dari sofa empuknya, karena sedang tanggung menyaksikan tontonan sinetron religi, atau malah modus dari anak-anak yang dengan sangat cerdik meneruskan waktu bermainnya dengan modus ibadah shalat magrib??, bagaimana tidak, sementara beberapa bapak-bapak dan pemuda yang sedang shalat sunah, tapi anak-anak ini masih saja ribut membicarakan rencana bermain, setelah shalat magribnya berakhir…hemmpptt entahlah.

            Kami pun bersalaman sesaat setelah sang pemimpin shalat menolehkan kepalanya ke kanan sekali dan kekiri sekali, sebagai tanda berakhirnya prosesi ibadah rutin ini. Lalu sesekali terdengar sayup-sayup suara sang pemimpin membacakan doa dan di amiini oleh para pengikutnya termasuk aku. Lalu kami pun berdoa sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan dan permintaan, yang dipersembahkan dengan seraya ucapan memohon ampunan atas segala hal yang dilakukan siang tadi. Ditengah ke-khusuk-an kami, beberapa anak-anak tadi masih saja berisik, dan kulihat beberapa bapak-bapak sekaligus para pemuda meningglkan mushola dengan tergesa-gesa.

            Tapi aku masih betah untuk berlama-lama ditempat yang menawarkan kenyamanan rohani ini, tentunya bila semua orang tidak dalam kondisi yang sangat ramai seperti setelah sembahyang diakhiri, seperti yang baru saja terjadi. Dalam kegalauanku yang teramat sangat sangat aku mengadukan keluh kesahku kepada sang Pengadil Yang Maha Jujur dan Welas Asih…

“ Ya Rabb…sudah satu bulan ini aku resmi menyandang status tuna karya..
“Tanpa kepastian kapan aku bisa mendapatkan lagi pekerjaan…
“Ya rabb…aku sangat bingung…aku ingin bewira usaha..tapi aku nggak tau mau menjalankan bisnis apa..???
            “Ya rabb…pikiranku buntu…ketakutan mulai menggerogoti keberanianku…
“Ya rabb… mentalku mulai melemah…motivasiku mulai rontok…
“ya Rabb keraguanku mualai menghantui saat aku seharusnya mulai mengambil langkah pasti…
“ya Rabb berikan aku jalan keluar dari permasalahan pribadiku…
“berikan aku semangat lagi…
“ay Rabb Jadikan aku insan dewasa yang bisa mengambil gambaran dan mempertanggung jawabkan atas segala perbuatanku..
“ya Rabb…kuselipkan doa untuk istriku yang sedang berjuang di ibu kota untuk memperjuangkan haknya…

*Lalu aku pulang meninggalkan tempat suci itu dengan tanda Tanya yang sangat besar mengelayuti pikiranku yang hampir buntu…

(sementara aku hanya bisa berdiam diri dan menyaksikan istirku yang entah dimana lewat layar kaca, ditemani kopi hangat duduk beralaskan kursi empuk dan menikmati segala kenyamanan dirumah kontrakanku ini…).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar