BUKAN
LAILA TANPA MAJNUN
Si Gadis yang berasal dari keluarga mampu
yang mabuk cinta kepada Pemuda yang biasa, (muka nya biasa, keluarganya biasa,
status sosialnya biasa, kemampuannya biasa) tapi punya cita-cita, harapan
dan mimpi yang luar biasa. Nama nya
bukan Laila namun Si Gadis ditakdirkan untuk menjalani hidup mirip dengan perempuan
yang dikisahkan dalam novel klasik berjudul “Laila Majnun”. Kisah cinta yang
tak terlalu mulus untuk ukuran gadis belia dengan kasih sayang orang tua yang
terlalu berlebihan, tak punya kebebasan atas takdirnya sendiri.
Hari itu tiba-tiba datang menghantam
hatinya, seorang lelaki pengecut yang dengan gagah berani ingin merebut
hatinya, jiwanya, pikirannya, perasaannya, kehidupannya termasuk kisah
cintanya. Pria brengsek yang namanya bukan Majnun ini sangat berusaha
mendapatkan semua yang dimiliki oleh Si Gadis yang namanya bukan Laila ini. Si
brengsek ini sudah pernah mendeklarasikan hubungan dengan Si Gadis pada saat
dirinya masih duduk di kelas 3 SMP dan si Pria brengsek ini sudah menginjakkan
kakinya di kelas 3 STM ( kalo sekarang lebih dikenal dengan SMK kale.. ya…??).
Si gadis lucu yang perangainya masih lugu
ini dipaksa menerima cinta yang sangat emosional dari Si Pria bukan Majnun, dan
anehnya berhasil tanpa kesulitan yang berarti. Si Pria merasa digdaya karena
bisa mendapatkan cinta suci yang dimiliki oleh Si bukan Laila. Singkat cerita
rayuan gombal, percakapan penuh dusta, kemunafikan yang dibungkus rapi sehingga
semua begitu terasa luar biasa dan sangat nyata dalam dunia yang begitu fatamorgana.
Sesingkat ceritanya, singat pula kisah
cinta yang mereka alami. Tiba-tipa pria brengsek ini meninggalkan Si gadis
dalam pengharapan cinta yang baru saja dimulai tanpa meninggalkan penggalan
kata barang sepatah pun. Tapi Si bukan Laila ini tak terlihat sedih karena dia
tak begitu peduli dengan rasa cintanya yang begitu singkat ini. Secara Si Gadis
masih berumur belasan, jadi dia tak begitu mengerti dan lagi pula ada seorang
Arjuna yang sudah sejak lama memendam rasa pada Si gadis. Sang Arjuna Adalah teman
satu sekolah Si gadis yang begitu lugu dan sangat mencintai Si Gadis dan sangat
ingin mendapatkan cinta dari Si Bukan Laila, dan diakhir penggalan kisah cinta
Si gadis, mereka berdua memadu kasih, sang Arjuna melepaskan panah-panah
asmaranya tepat disasaran bidik direlung hatinya dan tepat dibagian terdalamnya
yang sang Arjuna anggap “C.I.N.T.A”.
Si Bukan Laila dan Sang Arjuna pun merajut
tali kasih, melukiskan kisah cinta ber-canvas-kan asmara yang begitu kuat,
keduanya begitu terlena akan keindahan cinta, hingga sang Arjuna rela mati
dipanah busurnya sendiri. Sang Arjuna sudah tak peduli lagi akan
gangguan-gangguan dari luaran sana yang mungkin merusak catatan cintanya yang
diukir dengan tulisan indah bertinta emas, karena sang Arjuna begitu yakin akan
cintanya dan cinta yang dicurahkan Si Gadis.
Tapi sang Arjuna salah!
Karena Sang Bima yang dengan kolaborasi
Gatot Kaca dibagian kekuatan hati, bercampur kecerdasan tingkat tinggi Hanoman
dibagian kegombalan, dipadu kebijaksanaan Semar dibagian sikap berbalut lagak
yang “sok” dan penuh dengan kemunafikan siap menerjang kisah cintanya yang tak
lama lagi hanya akan jadi sejarah.
Bagai petir saat matahari menampakkan
senyumnya yang cerah, tiba-tiba saja Si bukan Majnun datang dan menampakan
batang hidungnya dihadapan Si Gadis Bukan Laila secara kebetulan. Singkat
kisah, sebagai permulaan Si Brengsek ini melancarkan agresinya dengan mendekati
sahabatnya semenjak Si Gadis duduk di bangku sekolah dasar hingga SMA, yang
kebetulan sahabat Si Gadis ditakdirkan sebgai saudara jauh Si Majnun yang juga
bertitel Brengsek ini. Mujur sekali Si brengsek ini, jalan untuk mendapatkan
hati si Gadis begitu terbuka lebar, informasi tentang Si Gadis begitu mudah dia
dapatkan yang tentu saja Cuma-Cuma.
Si Bukan Majnun tahu kalo Si Gadis masih
berhubungan dengan Sang Arjuna, sahabat si gadis pun memberi tahu kalau Si
Gadis dan Sang Arjuna sudah saling mencintai, sangat bahkan. Belum lagi dibumbui
resep klasik perihal keadaan keluarganya, Sang Bapak yang “Killer”, Sang Mama
yang begitu over protektif, belum lagi Sang Adik yang sedikit rewel. Tapi hal
tersebut tak menyurutkan niat si Brengsek untuk mencintai sang Pujaan Hatinya
yang sudah lama terkubur. Gairah untuk mencintai Si Bukan Laila bangkit lagi
seperti adegan Vampire bangkit dari kuburnya, ya…si Gadis lucu dan lugu yang
pernah ia kenal.
Ingat kalau Si Brengsek adalah pengecut
yang punya keberanian antara Bima, Gatot Kaca, Hanoman dan Semar yang bersatu
padu menjadi satu kesatuan dalam dirinya yang kalau dikeluarkan bisa menjadi kekuatan
para pahlawan Avenger yang bersatu padu. Pikirannya, hatinya, perasaanya focus
hingga menjalar ke seluruh pembuluh darahnya yaitu mendapatkan Si Gadis Lucu,
Lugu dan genit mirip dalam salah satu judul lagu yang di populerkan Vidi
Aldiano “Gadis Genit” yang secara kebetulan mengalun ditelinga si Brengsek saat
mendengarkan lagu dari mp3-nya.
Si Brengsek bersikap “GILA”, dia mendatangi
sekolah si Gadis dengan alasan nyebar angket, padahal maksud hati mendekati Si
Gadis. Lalu berpura-pura merayakan ulang tahun saudaranya yang sekaligus adalah
sahabat sejati si Gadis. Kalau saja ketahuan akal bulusnya oleh sang Arjuna,
matilah si Brengsek, secara tempat yang dia datangi adalah markas sang Arjuna,
satu saja aba-aba dari Sang Arjuna berupa perintah penganiyaan terhadap si
Brengsek, sudah pasti para kawanan Sang Arjuna yang merupakan teman-temannya
dengan senang hati akan menyerang Si brengsek beramai-ramai.
Beberapa hari kemudian Si Brengsek berhasil
mengantar pulang Si Gadis, Si bukan Majnun sangat bahagia pada hari itu
terlihat dari wajahnya terus berseri sepanjang perjalanan pulang menuju kerumah
Si Gadis. Namun Si Brengsek harus menerima kenyataan pahit karena tidak bisa
mengantar Si Gadis sampai kerumah, Si bukan Laila menolak untuk diantar sampai
kerumah dengan alasan khawatir orang tuanya marah.
Hari kehari kisah asmara antara Si Gadis
dan Si Brengsek terlukis dengan indah hingga sampailah pada situasi normal yang
pasti dialami oleh semua insan pecandu cinta, keadaan yang membuat hati perih
yang terasa lebih sakit dari seongok luka yang terciprat alkohol. Hari demi
hari mulai terasa bagai neraka, semua terlukis dengan ilustrasi sempurna
lengkap dengan guratan-guratan kekecewaan, rasa tak terima, kecemburuan teramat
sangat, sikap posesif yang over dosis, hingga kata romantis yang terdengar
sinis.
Mulailah semua kisah nyata terungkap,
ternyata Si Gadis masih menjalin cinta dengan Sang Arjuna, Si bukan Laila masih
menyimpan harapan cinta dengan kisah kasih yang bisa terjalin dengan sangat
indah, Si Gadis lugu mulai berpikir kalau Sang Arjuna adalah yang terbaik untuk
dirinya, Si Gadis lucu mulai merasa kalau Sang Arjuna lebih baik dari Si Bukan
Majnun.
Bukan Si Brengsek namanya kalau merasa
kalah lalu menyerah, alih-alih dia mulai menyusun kata, statregi dan semua
upaya untuk meyakinkan Si Gadis adalah Sang Hawa yang hanya ditakdirkan untuk
Sang Adam yang tentunya Sang Adam akan diperankan oleh Si Brengsek. Hal itu
bukanlah sesuatu yang sulit untuk Si bukan Majnun, selain menang tampang diapun
unggul dari Sang Arjuna dalam hal status sosial yang dipandang hebat oleh semua
orang, Si Brengsek pada saat itu dia adalah seorang karyawan swasta yang
berstatus mahasiswa disalah satu pergururan tinggi swasta terkenal dan
berkualitas di Bandung.
Dengan semua keunggulan yang dimiliki Si
Brengsek akhirnya Si bukan Laila memutuskan untuk memilih Si bukan Majnun sebagai
tambatan hatinya dan serta merta meninggalkan Sang Arjuna.
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar