Senin, 20 Mei 2013


BUKAN LAILA TANPA MAJNUN

Si Gadis yang berasal dari keluarga mampu yang mabuk cinta kepada Pemuda yang biasa, (muka nya biasa, keluarganya biasa, status sosialnya biasa, kemampuannya biasa) tapi punya cita-cita, harapan dan  mimpi yang luar biasa. Nama nya bukan Laila namun Si Gadis ditakdirkan untuk menjalani hidup mirip dengan perempuan yang dikisahkan dalam novel klasik berjudul “Laila Majnun”. Kisah cinta yang tak terlalu mulus untuk ukuran gadis belia dengan kasih sayang orang tua yang terlalu berlebihan, tak punya kebebasan atas takdirnya sendiri.
Hari itu tiba-tiba datang menghantam hatinya, seorang lelaki pengecut yang dengan gagah berani ingin merebut hatinya, jiwanya, pikirannya, perasaannya, kehidupannya termasuk kisah cintanya. Pria brengsek yang namanya bukan Majnun ini sangat berusaha mendapatkan semua yang dimiliki oleh Si Gadis yang namanya bukan Laila ini. Si brengsek ini sudah pernah mendeklarasikan hubungan dengan Si Gadis pada saat dirinya masih duduk di kelas 3 SMP dan si Pria brengsek ini sudah menginjakkan kakinya di kelas 3 STM ( kalo sekarang lebih dikenal dengan SMK kale.. ya…??).
Si gadis lucu yang perangainya masih lugu ini dipaksa menerima cinta yang sangat emosional dari Si Pria bukan Majnun, dan anehnya berhasil tanpa kesulitan yang berarti. Si Pria merasa digdaya karena bisa mendapatkan cinta suci yang dimiliki oleh Si bukan Laila. Singkat cerita rayuan gombal, percakapan penuh dusta, kemunafikan yang dibungkus rapi sehingga semua begitu terasa luar biasa dan sangat nyata dalam dunia yang begitu fatamorgana.
Sesingkat ceritanya, singat pula kisah cinta yang mereka alami. Tiba-tipa pria brengsek ini meninggalkan Si gadis dalam pengharapan cinta yang baru saja dimulai tanpa meninggalkan penggalan kata barang sepatah pun. Tapi Si bukan Laila ini tak terlihat sedih karena dia tak begitu peduli dengan rasa cintanya yang begitu singkat ini. Secara Si Gadis masih berumur belasan, jadi dia tak begitu mengerti dan lagi pula ada seorang Arjuna yang sudah sejak lama memendam rasa pada Si gadis. Sang Arjuna Adalah teman satu sekolah Si gadis yang begitu lugu dan sangat mencintai Si Gadis dan sangat ingin mendapatkan cinta dari Si Bukan Laila, dan diakhir penggalan kisah cinta Si gadis, mereka berdua memadu kasih, sang Arjuna melepaskan panah-panah asmaranya tepat disasaran bidik direlung hatinya dan tepat dibagian terdalamnya yang sang Arjuna anggap “C.I.N.T.A”.
Si Bukan Laila dan Sang Arjuna pun merajut tali kasih, melukiskan kisah cinta ber-canvas-kan asmara yang begitu kuat, keduanya begitu terlena akan keindahan cinta, hingga sang Arjuna rela mati dipanah busurnya sendiri. Sang Arjuna sudah tak peduli lagi akan gangguan-gangguan dari luaran sana yang mungkin merusak catatan cintanya yang diukir dengan tulisan indah bertinta emas, karena sang Arjuna begitu yakin akan cintanya dan cinta yang dicurahkan Si Gadis.
Tapi sang Arjuna salah!
Karena Sang Bima yang dengan kolaborasi Gatot Kaca dibagian kekuatan hati, bercampur kecerdasan tingkat tinggi Hanoman dibagian kegombalan, dipadu kebijaksanaan Semar dibagian sikap berbalut lagak yang “sok” dan penuh dengan kemunafikan siap menerjang kisah cintanya yang tak lama lagi hanya akan jadi sejarah.
Bagai petir saat matahari menampakkan senyumnya yang cerah, tiba-tiba saja Si bukan Majnun datang dan menampakan batang hidungnya dihadapan Si Gadis Bukan Laila secara kebetulan. Singkat kisah, sebagai permulaan Si Brengsek ini melancarkan agresinya dengan mendekati sahabatnya semenjak Si Gadis duduk di bangku sekolah dasar hingga SMA, yang kebetulan sahabat Si Gadis ditakdirkan sebgai saudara jauh Si Majnun yang juga bertitel Brengsek ini. Mujur sekali Si brengsek ini, jalan untuk mendapatkan hati si Gadis begitu terbuka lebar, informasi tentang Si Gadis begitu mudah dia dapatkan yang tentu saja Cuma-Cuma.
Si Bukan Majnun tahu kalo Si Gadis masih berhubungan dengan Sang Arjuna, sahabat si gadis pun memberi tahu kalau Si Gadis dan Sang Arjuna sudah saling mencintai, sangat bahkan. Belum lagi dibumbui resep klasik perihal keadaan keluarganya, Sang Bapak yang “Killer”, Sang Mama yang begitu over protektif, belum lagi Sang Adik yang sedikit rewel. Tapi hal tersebut tak menyurutkan niat si Brengsek untuk mencintai sang Pujaan Hatinya yang sudah lama terkubur. Gairah untuk mencintai Si Bukan Laila bangkit lagi seperti adegan Vampire bangkit dari kuburnya, ya…si Gadis lucu dan lugu yang pernah ia kenal.
Ingat kalau Si Brengsek adalah pengecut yang punya keberanian antara Bima, Gatot Kaca, Hanoman dan Semar yang bersatu padu menjadi satu kesatuan dalam dirinya yang kalau dikeluarkan bisa menjadi kekuatan para pahlawan Avenger yang bersatu padu. Pikirannya, hatinya, perasaanya focus hingga menjalar ke seluruh pembuluh darahnya yaitu mendapatkan Si Gadis Lucu, Lugu dan genit mirip dalam salah satu judul lagu yang di populerkan Vidi Aldiano “Gadis Genit” yang secara kebetulan mengalun ditelinga si Brengsek saat mendengarkan lagu dari mp3-nya.
Si Brengsek bersikap “GILA”, dia mendatangi sekolah si Gadis dengan alasan nyebar angket, padahal maksud hati mendekati Si Gadis. Lalu berpura-pura merayakan ulang tahun saudaranya yang sekaligus adalah sahabat sejati si Gadis. Kalau saja ketahuan akal bulusnya oleh sang Arjuna, matilah si Brengsek, secara tempat yang dia datangi adalah markas sang Arjuna, satu saja aba-aba dari Sang Arjuna berupa perintah penganiyaan terhadap si Brengsek, sudah pasti para kawanan Sang Arjuna yang merupakan teman-temannya dengan senang hati akan menyerang Si brengsek beramai-ramai.
Beberapa hari kemudian Si Brengsek berhasil mengantar pulang Si Gadis, Si bukan Majnun sangat bahagia pada hari itu terlihat dari wajahnya terus berseri sepanjang perjalanan pulang menuju kerumah Si Gadis. Namun Si Brengsek harus menerima kenyataan pahit karena tidak bisa mengantar Si Gadis sampai kerumah, Si bukan Laila menolak untuk diantar sampai kerumah dengan alasan khawatir orang tuanya marah.
Hari kehari kisah asmara antara Si Gadis dan Si Brengsek terlukis dengan indah hingga sampailah pada situasi normal yang pasti dialami oleh semua insan pecandu cinta, keadaan yang membuat hati perih yang terasa lebih sakit dari seongok luka yang terciprat alkohol. Hari demi hari mulai terasa bagai neraka, semua terlukis dengan ilustrasi sempurna lengkap dengan guratan-guratan kekecewaan, rasa tak terima, kecemburuan teramat sangat, sikap posesif yang over dosis, hingga kata romantis yang terdengar sinis.
Mulailah semua kisah nyata terungkap, ternyata Si Gadis masih menjalin cinta dengan Sang Arjuna, Si bukan Laila masih menyimpan harapan cinta dengan kisah kasih yang bisa terjalin dengan sangat indah, Si Gadis lugu mulai berpikir kalau Sang Arjuna adalah yang terbaik untuk dirinya, Si Gadis lucu mulai merasa kalau Sang Arjuna lebih baik dari Si Bukan Majnun.
Bukan Si Brengsek namanya kalau merasa kalah lalu menyerah, alih-alih dia mulai menyusun kata, statregi dan semua upaya untuk meyakinkan Si Gadis adalah Sang Hawa yang hanya ditakdirkan untuk Sang Adam yang tentunya Sang Adam akan diperankan oleh Si Brengsek. Hal itu bukanlah sesuatu yang sulit untuk Si bukan Majnun, selain menang tampang diapun unggul dari Sang Arjuna dalam hal status sosial yang dipandang hebat oleh semua orang, Si Brengsek pada saat itu dia adalah seorang karyawan swasta yang berstatus mahasiswa disalah satu pergururan tinggi swasta terkenal dan berkualitas di Bandung.
Dengan semua keunggulan yang dimiliki Si Brengsek akhirnya Si bukan Laila memutuskan untuk memilih Si bukan Majnun sebagai tambatan hatinya dan serta merta meninggalkan Sang Arjuna.


Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar