Ditengah kegalauan
yang sedang ku rasakan, pagi ini kuawali dengan membaca novel karya bang
a.fuadi berjudul Ranah 3 Warna dengan label “NATIONAL BEST SELLER” dibagian
kiri bawah dengan background merah untuk menegaskan pencapaian atas penjualan
yang diraih atas buku ini
( “kapan tulisan gua bisa kayak gini”..wkwkwkkwk….lulusan
teknik informatika yang sedang merisaukan akan nasib masa depannya!).
Hampir setiap pagi selepas
bangun sekedar untuk menghilangkan kemalasan yang akhir-akhir ini me-JANGKIT
segenap jiwa ragaku. Berlokasi di loteng tempat dimana ibuku biasa berkegiatan
seperti mencuci dan menjemur pakaian, ku hirup udara pagi dengan secangkir kopi
instan se-rebu-an dengan citarasa
white coffe yang amatlah sangat jauh beda dengan rasa kopi yang disajikan di
J.CO atau di Starbuck.
( ya eyalahh…kopi serebu diseduh ma aer isi ulang 3
rebu perak mana bisa dibandingin dengan harga segelas kopi dengan harga hampir
40 rebu perak jonnn…).
Menikmati udara pagi dengan suasana hening terasa begitu nyaman
kurasakan sebelum dirusak dengan suara-suara yang sangat memekakkan telinga
oleh tetangga depan yang berprofesi sebagai pedangang sayur yang sedang prepare untuk bertransaksi bersama
ibu-ibu lainnya yang harus melaksanakan tugas rutinnya untuk melayani para
penghuni rumah masing-masing agar kebutuhan dasar mereka yaitu tepat dibagian
perut terisi.
Berakhir sudah pagiku yang damai ini, dengan memaksakan aku terus
mencoba meneruskan bacaanku untuk nantinya berhenti di penggalan kisah yang
dituturkan dengan bagus oleh sang penulis ini. Tapi konsenttasiku hilang oleh ocehan
ibu Direktur yang sekaligus merangkap jabatan sebagai frontliner, kasir dan
manajer ini. Suaranya yang melengking yang masih bisa terdengar hingga ujung
gang ini memarahi sang suami yang dengan ikhlas bengumbar kemesraannya.
Gelegak tawa pun buncah dari mulutku mendengar kata-kata marah Sang
bu Direktur kepada sang suami yang begitu baik namun tak berdaya didepan istri
yang begitu perkasa dan digdaya. Label STI ( Suami Takut Istri ) yang mungkin
sudah melekat sejak lama pada sang suami ini hanya bisa diam tak berdaya
dihunus kata cacian yang tadinya sangat berharap balasan kata mesra juga dari sang istri yang
sangat di cintainya ini, tapi apa mau dikata kata mesra spontan yang terlempar
pada sang istri yang sudah memberinya 1 anak wanita yang sudah duduk dibangku
setingkat SMA,
(….sstttt, kata ibu gua nie anak udah gak
naek 1 taon..!!haahhh…),
dua anak laki-laki yang dimana anak tengahnya nyantri dipondok
pesantren setara SMP dan anak bungsunya yang duduk dibangku SD impress dekat
rumahku yang beberapa tahun lalu kepala sekolahnya adalah ibu dari alm.ayahku
a.k.a nenek dari adik-adik ku
(ssstttt….lagi, kata ibu lagi—bukan..bukan…ibu
gue bukan tukang gossip ya…ingattt!!!!!!!---nie anak bungsu sang direktur juga
SD-nya udah gak naek 2 taon…hhaaaaahhhh!!!!),
dibalasnya dengan kemarahan dan kata tajam yang tak terperikan
sakitnya.
Dengan logat sundanya yang kental sang direktur memarahi sang suami
yang melontarkan kata mesra,
“ Mang Jiji….( kata
mang digunakan oleh sang direktur sebagai kata ganti dari suamiku—anehkan??)
…!!!pang mukaken warungna…!!!buurrruuuu!!!”( mang Jiji bukain
warungnya cepet)”, perintah sang istri yang menjabat sebagai direktur warung
sayurnya dengan lantang plus cempreng tingkat tinggi.
Dengan santai dan datar dia sahut, “ manga sayang…”(iya sayang)…
Tapi apa yang terjadi, bagai petir disiang bolong gak ada hujan gak
ada mendung dan gak becek gak ada ojek pastinya, Sang Direktur berkata
“Geuleuh siah suyang – sayang, nanaonan eta teh!!!!, ihk aink mah
amit-amit!” ( sebel ihk sayang-sayang, apa-apaan itu? Ihk amit-amit aku), ditindak
lanjuti dengan marah sang mertua yang mendengar hal tersebut,
“ he-ueh siah teh, dek suyang – sayang mah baheula tah keur
bobogohan!!!amit-amit!” ( iay ihk, mau sayang-sayangan tuh dulu lagi pacaran).
Dan sang suami pun (Mang Jiji) berlalu sambil berusaha membuka
office center a.k.a warung sayur sang istri yang sudah sejak lama Rolling Door
nya macet dan mesti dinaek turunin yang sudah pasti mengeluarkan suara seakan
itu Rolling Door hendak di hancur paksa.
AIR SUSU
DIBALAS AIR TUBA, KEMESRAAN DIBALAS PENGHINAAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar