Kamis, 30 Mei 2013

KEMESRAAN DIBALAS PENGHINAAN

Ditengah kegalauan yang sedang ku rasakan, pagi ini kuawali dengan membaca novel karya bang a.fuadi berjudul Ranah 3 Warna dengan label “NATIONAL BEST SELLER” dibagian kiri bawah dengan background merah untuk menegaskan pencapaian atas penjualan yang diraih atas buku ini

( “kapan tulisan gua bisa kayak gini”..wkwkwkkwk….lulusan teknik informatika yang sedang merisaukan akan nasib masa depannya!).

                Hampir setiap pagi selepas bangun sekedar untuk menghilangkan kemalasan yang akhir-akhir ini me-JANGKIT segenap jiwa ragaku. Berlokasi di loteng tempat dimana ibuku biasa berkegiatan seperti mencuci dan menjemur pakaian, ku hirup udara pagi dengan secangkir kopi instan se-rebu-an dengan citarasa white coffe yang amatlah sangat jauh beda dengan rasa kopi yang disajikan di J.CO atau di Starbuck.


( ya eyalahh…kopi serebu diseduh ma aer isi ulang 3 rebu perak mana bisa dibandingin dengan harga segelas kopi dengan harga hampir 40 rebu perak jonnn…).

                Menikmati udara pagi dengan suasana hening terasa begitu nyaman kurasakan sebelum dirusak dengan suara-suara yang sangat memekakkan telinga oleh tetangga depan yang berprofesi sebagai pedangang sayur yang sedang prepare untuk bertransaksi bersama ibu-ibu lainnya yang harus melaksanakan tugas rutinnya untuk melayani para penghuni rumah masing-masing agar kebutuhan dasar mereka yaitu tepat dibagian perut terisi.
               
Berakhir sudah pagiku yang damai ini, dengan memaksakan aku terus mencoba meneruskan bacaanku untuk nantinya berhenti di penggalan kisah yang dituturkan dengan bagus oleh sang penulis ini. Tapi konsenttasiku hilang oleh ocehan ibu Direktur yang sekaligus merangkap jabatan sebagai frontliner, kasir dan manajer ini. Suaranya yang melengking yang masih bisa terdengar hingga ujung gang ini memarahi sang suami yang dengan ikhlas bengumbar kemesraannya.

Gelegak tawa pun buncah dari mulutku mendengar kata-kata marah Sang bu Direktur kepada sang suami yang begitu baik namun tak berdaya didepan istri yang begitu perkasa dan digdaya. Label STI ( Suami Takut Istri ) yang mungkin sudah melekat sejak lama pada sang suami ini hanya bisa diam tak berdaya dihunus kata cacian yang tadinya sangat berharap  balasan kata mesra juga dari sang istri yang sangat di cintainya ini, tapi apa mau dikata kata mesra spontan yang terlempar pada sang istri yang sudah memberinya 1 anak wanita yang sudah duduk dibangku setingkat SMA,

(….sstttt, kata ibu gua nie anak udah gak naek 1 taon..!!haahhh…),

dua anak laki-laki yang dimana anak tengahnya nyantri dipondok pesantren setara SMP dan anak bungsunya yang duduk dibangku SD impress dekat rumahku yang beberapa tahun lalu kepala sekolahnya adalah ibu dari alm.ayahku a.k.a nenek dari adik-adik ku
(ssstttt….lagi, kata ibu lagi—bukan..bukan…ibu gue bukan tukang gossip ya…ingattt!!!!!!!---nie anak bungsu sang direktur juga SD-nya udah gak naek 2 taon…hhaaaaahhhh!!!!),

dibalasnya dengan kemarahan dan kata tajam yang tak terperikan sakitnya.

Dengan logat sundanya yang kental sang direktur memarahi sang suami yang melontarkan kata mesra,

“ Mang Jiji….( kata mang digunakan oleh sang direktur sebagai kata ganti dari suamiku—anehkan??)
…!!!pang mukaken warungna…!!!buurrruuuu!!!”( mang Jiji bukain warungnya cepet)”, perintah sang istri yang menjabat sebagai direktur warung sayurnya dengan lantang plus cempreng tingkat tinggi.
Dengan santai dan datar dia sahut, “ manga sayang…”(iya sayang)…

Tapi apa yang terjadi, bagai petir disiang bolong gak ada hujan gak ada mendung dan gak becek gak ada ojek pastinya, Sang Direktur berkata

“Geuleuh siah suyang – sayang, nanaonan eta teh!!!!, ihk aink mah amit-amit!” ( sebel ihk sayang-sayang, apa-apaan itu? Ihk amit-amit aku), ditindak lanjuti dengan marah sang mertua yang mendengar hal tersebut,

“ he-ueh siah teh, dek suyang – sayang mah baheula tah keur bobogohan!!!amit-amit!” ( iay ihk, mau sayang-sayangan tuh dulu lagi pacaran).

Dan sang suami pun (Mang Jiji) berlalu sambil berusaha membuka office center a.k.a warung sayur sang istri yang sudah sejak lama Rolling Door nya macet dan mesti dinaek turunin yang sudah pasti mengeluarkan suara seakan itu Rolling Door hendak di hancur paksa.


AIR SUSU DIBALAS AIR TUBA, KEMESRAAN DIBALAS PENGHINAAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar